Monday, August 6, 2012

Tentang Karma Dan Bayi

Seorang dalang sedang memperagakan tentang Chating via Whatsapp yang dilakukan Rahwana dengan Srikandi tentang (Dengan Lakon) Dosa / Karma yang diterima seorang Bayi.

Dalang : “Suatu sore ketika Rahwana tidak menjalankan shalat terawih pada malam hari, berkumpulah Dia dengan tetangganya untuk melakukan kegiatan seperti biasanya #Cangkrukkan. Di tengah kebosanan yang dirasakan Rahwana pada waktu berkumpul dengan teman – temannya, maka munculah Ide Rahwana untuk Chat via whatsapp dengan Wara Srikandi sebagai orang yang bijak untuk membicarakan tentang Bayi, Kira – kira seperti inilah Chat via Whatsapp nya :"

Rahwana : “Adii Srikandi lagi apakah Qm?"

Srikandi : “lagi Sebel dengan keadaan sekelilingQ”.

*) untuk hal ini tak akan Aku jelaskan kenapa Srikandi sebel.

Rahwana : “Daripada sebel melulu mending Qt bahas tentang Jiwa Manusia!".

Srikandi : “Tentang jiwa manusia??”.

Rahwana : “Yuups... Aq pengen tanya ma Qm bagaimana menurutmu sebagai orang bijak, ‘Manusia itu terlahir dengan bersih atau Kotor’ ”.

Srikandi : “Untuk pertanyaanmu tentu saja Aq akan menjawab bahwa manusia lahir tentu dengan bersih".

Rahwana : “Iyaaa, aku juga setuju tapi bagaimanakah sekarang hukumnya Bayi yang baru lahir tapi sudah di vonis dengan penyakit HIV atau penyakit mematikan lainnya, bukankah Manusia lahir dengan ‘Bersih’ ? Apakah itu Karma ?

Srikandi : “Bayi lahir dengan keadaan Suci jadi g mungkin terkena Karma, karma itu terjadi dengan orang yang melakukan kesalahan, bayi lahir tanpa salah apapun, bagiku itu jalan hidup, tapi mereka sangat suci".

Rahwana : “Yang Aku maksud itu adalah Karma yang telah dilakukan orang tuanya".

Srikandi : “Tidak ada orang tua yang senang terhadap apa yang telah menimpa anaknya itu lebih ke jalan hidup yang harus diterima anaknya”.

Rahwana : "Tapi apakah tidak ada hubunganya dengan tingkah laku orang tuanya pada waktu muda, atau pas mengandung?”.

Srikandi : “Huuh.....yang Jelas adalah pokok intinya itu bukan karena Karma”.

Karena Bosan dengan debat antara Rahwana dan Srikandi, Maka Dalang pun Memarahi mereka.

Dalang : “Heh kalian Berdua kenapa harus eyel – eyel an segala tentang itu, inti nya itu gini lo ‘Bayi Lahir itu tanpa Dosa, Akibat Perbuatan Dosa yang dilakukan oleh Orangtuanya, dengan Kata lain Karma lebih di tujukan pada Orangtuanya' ”. kata Dalang Sambil meletakkan Wayang Rahwana dan Srikandi yang di Pegangnya daritadi.

*) Bagi Anda Pikirkan hal ini sebagai acuan bertindak sebelum anak yang menjadi Korban.

Artikel Terkait



5 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. "Kita semua tahu, bahkan sejak kecil, bahwa kebaikan pasti akan menang atas kejahatan. Yang perlu kita ketahui adalah bagaimana membedakan kebaikan dan kejahatan. Apakah Rahwana adalah kejahatan sedangkan di Alengka ia menjadi raja pelindung kebaikan kaumnya. Atau, apakah Rama adalah kebaikan sedangkan di akhir cerita ia membiarkan Sita yang sedang hamil terusir jauh ke hutan ke pertapaan Walmiki. Apakah justru Sita lah si kebaikan itu, karena ternyata Ramayana yang ditulis Walmiki menempatkan Rama sebagai kebaikan yang menang atas kejahatan."

    "Apa kebaikan dan kejahatan itu? Dimana ia berada? Dan, bagaimana ia berwujud? Mungkin ini jadi salah satu pertanyaan tersulit setiap sastrawan, karena sadar atau tidak kita dengan mudah menemukan Rahwana dan Rama berada dalam bayangan cermin kita sendiri."

    Kita telah membaca epik Ramayana dalam banyak versi, Pertama, sikap Rama terhadap Sita setelah pembebasan Sita dari cengkraman Rahwana dan bala tentara Alengka. Rama meragukan kesucian Sita. Bahkan membiarkan Sita melakukan upacara pembakaran diri untuk membuktikan kesuciannya. Meski telah terhindar dari api, Rama masih juga mengusir Sita yang sedang hamil ke hutan hingga istri yang malang itu tinggal di pertamaan Walmiki.

    Mengapa Rama berlaku demikian keji pada istri yang mengasihinya. Ini jauh berbeda dibanding sikap Rahwana terhadap Sita. Selama ditahan di Alengka, oleh Rahwana, Sita ditempatkan di taman indah, dilayani dengan sangat baik. Rahwana tidak pernah berkata dan berlaku kasar terhadap Sita. Bahkan Rahwana selalu merayu Sita dengan kata-kata indah. Mengapa Rahwana yang digambarkan berwatak raksasa buas itu bisa berlaku halus terhadap wanita. Sebaliknya, mengapa Rama yang ksatria itu justru bertindak keji terhadap istrinya?

    ReplyDelete
  3. Selama dalang berkuasa, t ad yg salah,, apapun jadii,,,

    ReplyDelete

Tentang Jiwaku

My photo
Republik Gelap mencoba menggambarkan (Menjelaskan) tentang sisi lain dari kehidupan, Hitam bukan selalu Buruk, Dan Putih bukan selalu Baik. Di Blog ini Aku coba gambarkan tentang sebuah perasaan yang muncul pada suatu waktu, berupa tulisan, puisi atau cerita dalam bentuk wayang. Apabila ada kata yang dirasa kurang enak hal ini karena aku berusaha mengungkapkan seadanya, tanpa ditutupi.